Apalah arti sebuah nama?
Nama saya Febriyanti Prihatina Meuthia
Tapi
saya jarang sekali menggunakan kata Prihatina saat menuliskan nama, bahkan
nyaris tidak pernah, kecuali untuk identitas resmi seperti paspor, urusan
perbankan dan lain lain.
Saya
ceritain dulu deh, kenapa ayah saya memberi nama ini, seperti yang diceritakan
oleh ibu saya.
Febriyanti, jelas karena saya lahir di bulan Februari. Untuk hal ini kedua orang tua saya sangat kreatif karena semua anaknya dinamakan bulan kelahiran. Sehingga gak akan ada yang melewatkan ulang tahun.
Meuthia,
karena ibu saya berdarah Aceh, maka beliau ingin ada jejak di nama anaknya yang
lahir dan besar di pulau Jawa.
Sedangkan
Prihatina, err... Prihatina, menurut ibu saya adalah reminder, monumen
pengingat, bahwa hiup tidak mudah pada saat saya lahir. Uang susah, kedua orang
tua saya masih tinggal berdesak desakan bersama adik-adik mereka.
Dan
yang paling hebat, Jakarta sedang banjir pada hari saya yang masih bayi dibawa
pulang dari rumah bersalin. "Jadi jika sekarang hidupmu berkecukupan, kamu
harus bersyukur. Karena kamu lahir dalam situasi prihatin" kata ibu saya.
Sebagai anak-anak, saya sama sekali tidak berkeberatan dengan nama lengkap pemberian orang tua ini. Bahkan orang -orang disekeliling seperti keluarga, teman main di rumah, famili jauh, memanggil saya dengan nama kecil Tina.
Tapi di sekolah, karena absensi, saya dipanggil dengan nama depan yakni Febry.
Saya
mulai mempertanyakan dan punya perasaan tidak terlalu suka pada nama Prihatina
saat memasuki masa remaja.
Dengan logika sederhana, saya berfikir, bukankah nama adalah doa? Harapan? So, instead of become a monument or reminder, Prihatina akan selamanya menjadi nasib saya.
Dengan logika sederhana, saya berfikir, bukankah nama adalah doa? Harapan? So, instead of become a monument or reminder, Prihatina akan selamanya menjadi nasib saya.
Huuu,
payah nih bokap! Kalo mau dijadiin monumen, jangan dinama anaknya doong, masa
anaknya disuruh prihatin seumur hidup! *ditoyor* Hehehe. Sorry pap!
Jadi
mulailah saya menghilangkan kata Prihatina setiap menulis nama dan menyingkat
penulisan nama saya, sejak SMP sampai sekarang.
Salah
satu mantan bos saya sewaktu di Indosiar, Pak Wishnutama, secara bercanda
mengatakan, "Seharusnya lu ganti aja jadi Febry La foya-foya, biar lu bisa
foya -foya terus" hihihi
So
here i am Febry Meuthia
Namun
saya tidak perlu gelisah seumur hidup. Ke’PRIHATINA”n nama saya diimbangi saat
saya dikirimi jodoh seorang lelaki bernama Hartanto. Allahu Akbar!
Hartanto
Budi Djatmiko lengkapnya. Yang jika
diartikan secara bebas adalah “seorang berharta yang berbudi dan sopan”
Alhamdulillah ya Rabb.
Tuhan
memang maha adil yaah…
Sekarang,
meski saya tetap jarang sekali memakai Prihatina di nama saya, saya sudah tidak
terlalu kuatir hidup saya akan prihatin terus menerus, kan sudah ada mas
Hartanto yang menyeimbangkan dengan cintanya. Tsssaaahh…. *jangan mual*
Dan
saya bertekad tidak mau mengulang “kesalahan” ayah saya*ditoyor beneran deh nih
sama bokap* saya memberi nama anak lelaki saya R Kesawa Raafi Harjuno.
Kesawa
adalah nama kecil atau panggilan dari Sri Kresna. Raafi dari Asmaul husna “yang
maha mengangkat” dan Harjuno adalah pen-Jawa-an dari Arjuna sekaligus “pemaksaan” supaya serupa dengan ayahnya dan
eyangnya yang memakai huruf H sebagai
awal nama.
Saat
saya menyebut namanya dengan lengkap, saya mengucapkan doa agar ia bijaksana
layaknya Kresna, bisa mengangkat derajat orang-orang di sekitarnya Ar-Raafi dan
tampan bagai Arjuna
Sedangkan
R, saya hanya meletakkan huruf R saja di depan namanya. Boleh diartikan Raden,
Robert atau apapun. Hehehe
So?
What’s in your name?
Hai Mba, salam kenal yah ^-^
BalasHapusSaya juga punya pengalaman yg sama ky Mba hehe jd saya slalu memakai nickname saja dr jaman SMP, tp mlsnya kalo pindah kerja, dmn org baru manggil nama lengkap saya, berasa jd BT hahaha *lebay*