Kasembon Rafting
Ini sebenarnya bagian lain dari postingan terdahulu 2100 Kilometers tapi karena ada beberapa tempat dan petualangan yang kami jalani selama perjalanan tersebut, jadi saya bagi menjadi beberapa postingan, sesuai dengan lokasi dan keseruannya.Di postingan "2100 kilometers" kita sudah sampai di kota Jombang dan beristirahat dengan nyaman di Hotel Yusro, setelah nyaris putus asa mencari hotel di sejak kota Madiun. Karena kami cek in sudah hampir jam 4 pagi, kami kesiangan bangun. Baru melek jam 11! Huaaa, tentu saja kami melewatkan ritual sarapan pagi di hotel, sehinggga saya tidak bisa bercerita bagaimana breakfast di Hotel Yusro. Skip.
Rencananya hari itu kami akan ke Wonosalam, rafting di Sungai Boro sekaligus mengunjungi situs peninggalan Majapahit. Kami keluar hotel Yusro, mengarah ke Surabaya (rute 15), berbelok di kanan sebelum menara air ke jalan Jatipelem-Diwek. Karena kami belum sarapan, kami menyempatkan berhenti di depot Mirah, tidak jauh dari belokan tersebut. Nasi pecelnya enak, juga nasi lodehnya.
Perut sudah diisi, dengan penuh semangat petualangan kami tancap gas dengan bekal GPS menyusuri Jatipelem_Diwek, masuk Mojowarno-Cukir terus ke Wonosalam. Sudah terbayang seru-seruan main air di Sungai Boro yang jernih.
Tapi anehnya, di sepanjang jalan ini kami tidak menemukan satupun petunjuk keberadaan tempat rafting tersebut. Sempat berhenti untuk bertanya kepada bapak-bapak yang sedang nongkrong, mereka malah kebingungan, seolah saya menanyakan hal yang tidak masuk akal.
Kami terus mencoba mencari sehingga sampai ke yang kami rasa paling ujung dan tetap ga ketemu. Sedih dan kecewa rasanya. Kemudian saya ingat, obrolan dengan teman beberapa waktu sebelumnya, bahwa di sekitar sittu juga ada tempat rafting lain, yakni Kasembon.
Saya mengecek GPS lagi, dan ternyata memang, ke Kasembon Rafting tidak terlalu jauh dari lokasi kami saat itu. Lalu kami melanjutkan perjalanan, mengikuti petunjuk dari alat navigasi canggih tersebut. Dan ternyata.... Masya Allah, rutenya berat sekali. Nanjak, naik turun gunung, jalan sempit dan beberapa rusak, meskipun jaraknya hanya 28 km. Hahaha, saya mulai berpikir ada yang salah dengan alat ini
Setelah menikmati perjalanan semi offroad di pegunungan, akhirnya kami sampai di jln Raya Kasembon, tidak sampai 1km dari tempat kami belok tadi kami sudah disambut portal Kasembon Rafting di kanan jalan.
Kamipun berbelok mengikut jalan tersebut yang membawa kami ke Kasembon Rafting.
Namun bukan berarti keseruannya menjadi berkurang, tidak. Baru mulai saja kita sudah harus menerjuni pintu air dan boom berturut-turut
Di perjalanan kami berhenti untuk minum wedang jahe dan ubi rebus
Lalu melanjutkan perjalanan sampai finish.
Baru kemudian kami naik mobil pick up kembali ke base camp
Selesai mandi dan bersih-bersih, kami menikmati makan siang yang kesorean dengan lahap. Dingin setelah bermain air, dan cuaca yang sejuk, tentu saja membuat selera makan kami bertambah.
Usai dari sini, kami menuju Blitar. Mengikuti petunjuk dari mas pemandu, kami menuju Blitar melalui Selorejo, melalui jalan alternatif lagi yang tentu saja juga sepi lagi
0 comments: