Sri Gethuk, Gethuk Yang Bukan Makanan
Berburu coban, curug, grojogan, water fall, air terjun adalah salah satu persamaan hoby di keluarga kecil kami, Saya, Suami dan
anak lanang semua penggila Air Terjun, Karena bagi kami bermain air yang jernih
bahkan dingin mempunyai kesenangan dan sensasi tersendiri.
Sudah banyak tulisan dari berbagai air terjun di pulau jawa saya posting. Kali ini tidak jauh beda saya mau cerita pengalaman kami berburu air terjun yang letaknya justru di daerah yang terkenal dengan daerahnya yang terkenal sulit air.
Dulu mendengar daerah yang namanya
Kabupaten Gunung Kidul di provinsi DI. Yogjakarta yang terlintas di pikiran kita adalah daerah yang kering,
tanah yang tandus, berbatuan dan sulit air bahkan karena sangat sulitnya tidak
sedikit penduduknya mengikuti program pemerintah bertransmigrasi
ke berbagai daerah mencari penghidupan yang lebih baik.
Lain
dulu lain sekarang, kabupaten Gunung Kidul kini asri dan mempunyai
beragam destinasi wisata salah satunya adalah air terjun yang namanya mirip dengan makanan otentik
penduduk Jawa, yakni Sri Gethuk yang tidak mengenal
kekeringan walaupun pada musim kemarau yang panjang sekalipun.
Perjalanan kami ke air terjun Sri Gethuk adalah
lanjutan dari Pangandaran Jawa Barat, setelah 2 hari menginap di Pangandaran
perjalanan kami lanjutakan ke Jogjakarta melalui jalur selatan melewati
beberapa kota seperti Cilacap, Kebumen, Purworejo jalur ini tergolong bagus
dan tidak begitu macet dibandingkan jalur utara.
Menuju
air terjun Sri Gethuk dari Jogja kurang lebih 50 km atau
1,5 jam perjalanan. Dari Yogya ke arah
Gunung Kidul, sesampai di daerah Gading ambil jalur kanan ke arah Playen hingga kecamatan Palihan dari situ akan banyak petunjuk jalan ke air terjun Sri Gethuk.
Perjalanan dari Yogya hingga Palihan
kondisi jalannya sangat bagus dan mulus jadi kita bisa memacu kendaraan, namun jalan agak sedikit rusak membuat kita harus jalan perlahan pada saat dari
Palihan menuju ke Desa Bleberan dimana terdapat lokasi Air Terjun.
Sesampai di lokasi parkiran yang juga tempat
pemancingan umum kita harus menuruni anak tangga menuju dermaga penyebrangan
sekitar 1,2 km dan pada perjalaan ini kita disuguhkan dengan pemandangan bukit
dan kali kecil dan persawahan milik penduduk dan kalaupun kita letih kita dapat
mampir di beberapa warung untuk sekedar istirahat sambil membeli minuman.
Sesampai di dermaga kami mendaftar, menitipkan tas pakaian ganti dan membayar
di loket sebesar Rp. 7500/orang itu sudah termasuk ponton menuju Air terjun pulang-pergi
dan pelampung. Pada saat itu kami meminta ditemani oleh 1 orang guide, nah
kenapa cuma kami diantara rombongan lain yang meminta jasa Guide, nanti akan
saya ceritakan.
Perjalanan
menuju air terjun kita menggunakan perahu rakitan disebut Ponton berkapasitas
8-10 penumpang yang terbuat dari 6 drum plastik dengan dialas papan untuk
penumpang berpijak dan pagar penyangga dari besi, adapun penggerak perahu
tersebut terdapat kipas penggerak yang diputar semacam mesin alat pemotong
rumput, memang terlihat sederhana namun kreatif dan saya pikir masih safety
lah.
Perjalanan dari dermaga menuju air terjun menyusuri sungai OYA kita akan
disuguhkan dengan dua bukit rimbun menghijau
yang mengapit sungai terasa teduh apalagi aliran sungai yang bersih
menghijau ditambah semilir angin menerpa muka, I Like It
Perjalan
dengan Ponton menyusuri sungai oyo ditempuh hanya 10 menit setibanya kita di
lokasi air terjun kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa.
Dimana Air terjun Sri gethuk yang terpecah menjadi 3 bagian berdasarkan sumber
mata airnya turun deras bergemericik dari atas bukit batu yang banyak ditumbuhi
pephononan rambat setinggi kurang lebih 40 meter.
Ada 4 spot cara kita menikmati Objek wisata Air
Terjun Sri Gethuk, pertama adalah di bebatuan tempat tak jauh dari perahu
Ponton bersandar ini bagi tamu yang tidak mau basah-basahan atau orang tua yang
hanya menikmati pemandangan alam saja.
Yang kedua adalah bebatuan berundak dialiran
Air terjun yang membentuk riam-riam
kecil, kita dapat duduk-duduk sambil disirami air yang sejuk,
Yang ke tiga
harus mengeluarkan ekstra tenaga kita dapat menaiki batu-batuan besar berbukit
menuju tiga titik tepat jatuhnya air terjun disana kita dapat mandi terguyur
air yang jatuh dari ketinggian serasa dipijit ala aquapreasure dan kalau
matahari sedang bagus pasti kita akan mendapatkan pelangi
Di perjalan ini guide kami bercerita tentang
asal-usul dinamakannya air terjun Sri Gethuk, Konon menurut cerita para
tetua disana disekitar air terjun terdapat kerajaan alam Gaib (makhluk halus)
dan sering memainkan alat gamelan Kethuk yang suaranya terdengar sampai seluruh
desa tersebut, dari nama Gamelan inilah air terjun tersebut dinamakan Sri
Kethuk dan bergeser menjadi Sri Gethuk. Dan katanya lagi sampai saat ini bahkan
beberapa penduduk desa pernah mendengar dari kejauhan suara gamelan dimainkan
dari arah air terjun Sri Gethuk. (note
: kebijakan pembaca untuk percaya atau tidak)
Perjalanan
kami tuntas saat sampai di dermaga, kamipun berbilas ditempat-tempat yang telah
disediakan disana, setelah berganti pakaian kami melanjutkan destinasi piknik
berikutnya yakni kaliurang untuk berpetualang di Lava Tour Gunung Merapi,
mumpung masih siang berarti kami harus menuju kembali ke Jogja dan tentunya tak
lupa mampir di warung soto favorit kami di jalan raya Wonosari, tapi saya lupa
namanya :)
0 comments: